Kontrolnews.co – Lotim | Program Kementan RI yakni Penanaman bawang putih di Desa Suwela gagal total karena bibitnya tidak berkualitas. Hal tersebut di ungkapkan oleh Ketua Kelompok Tani Tahan Uji H. Najamuddin dalam pernyataanya bibit yang diberikan masih muda dan tidak layak untuk ditanam sehingga anggota kebanyakan tidak menanam bibit yang diberikan tersebut.
“Bagaimana kita bisa tanam bibitnya masih muda. Dan kita coba tanam bukannya timbuh tapi malah mengering,” ungkapnya.
Dikatakan H. Najamudin dari target 5 hektar untuk ditanam bawang putih hanya 25 are yang dicoba tapi hasilnya sangat tidak memuaskan, bukannya tumbuh akar malah yang duluan tumbuh tunasnya.
“Ya bagaimana kita menamam Jika bibitnya tidak bagus kualitasnya duluan tunas yang tumbuh ketimbang akarnya bukannya akan menguntungkan tetapi merugikan,”
Jika melihat dari program Upland ini berasal dari pusat, seharusnya dari segi bibit haruslah bekwalitas dan akan menguntungkan bagi petani. Tetapi sepertinya ini dijadikan proyek untuk menguntungkan diri sendiri dari beberapa oktum di Dinas pertanian sebagai PPK yang dipercayakan oleh kementrian pertanian.
Ini harus diusut tuntas oleh pihak yang berwenang jangan jadikan masyarakat sebagai obyek program tapi nyatanya barang yang diberikan tidak berkwualitas,” ungkap H. Rumaksi ketua HKTI Provinsi NTB.
Ia menyangkan program upland yang diberikan pusat disia-siakan oleh oknum. Jangan sampai ini jadi pembiayaran.
“Bagaimana petani mau maju dan untung kalau begini. Bisa buat patani bangkrut kalau begini. Bibit diberikan muda dan jelek,” tegasnya.
PPK Dinas Pertanian harus bertanggung jawab karena bibit yang di berikan kepetani tidak layak tanam dan tidak bisa tumbuh sesuai harapan petani kami gagal total terpaksa kami ganti dengan tanam kubis atau kol , tegas H. Rumaksi.
Kadis Pertanian Lotim Ir Sahri mengatakan keadaan alam atau kena dampak fenomena Elnino cuaca panasnya tinggi , dan hasil penelitian balai benih yang dimataram semua sudah punya stolon atau tunasnya sudah ada dan sebagian kecil hanya di areal H. Najamuddin saja karena telat menanam.
Sedangkan Mustawan selaku PPK belum ada respon dan berdalih macem – macem dengan alasan yang tidak jelas walaupun sudah di hubungi hingga berita ini di terbitkan dan dia santai saja sekalipun kegiatannya di program Kementan RI yang di sembalun ada yang fiktif juga, dan suwele gagal total, dikemanakan dana yang dari pusat yaa? Tanya H. Najmudin meradang, 9 / 12 di Suwele Peringgabaya.
Komentar