Sampah Pasar Gedebage Tanggungjawab Siapa?, PWPIG dan Relawan Karya Bakti Angkut Tumpukan Sampah

Kontrolnews.co – Bandung | Paguyuban Warga Pasar Induk Pasar Gedebage (PWPIG), Ponpes Al-Kasyaf, dan Relawan Jaga Bumi kembali menggelar karya bakti angkut sampah sekaligus sosialiasi Sampah Tidak Dipilah Tidak Diangkut pada Minggu, 1 Desember 2024.

Para pedagang pasar sudah menjerit terkait penumpukkan sampah di depan kios mereka, padahal PW PIG tiap hari mengangkut sampah, akan tetapi terbatas dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana, ungkap Agus selaku Ketua PW PIG.

Pada hari ini kita mampu mengangkut 10 rit roda tiga, 5 Rit R4 colt bak, sehingga diperkirakan 90 kubik, sebetulnya sampah di depan kios dapat diangkut semua ke TPS Pasar Gedebage, jika didukung armada, seperti hari ini hujan turun, aktifitas terhenti, gak ada jas hujan, pupuk kompos yang sudah dihasilkan juga kehujanan karena tidak ada tempat untuk menyimpan, ungkapnya.

Baca Juga  Polda Papua Kirim 9 Catar AKPOL 2023 ke Panpus, 2 Diantaranya Asli Putra Putri Papua

Seharusnya para pedagang pun sadar akan kebersihan kiosnya, coba sampah dimasukan ke karung sehingga mempermudah dan mempercepat pengangkutan, ungkap peserta baksos.

Kemudian, Ketua PWPIG menambahkan bahwa saat ini sampah tidak dipilah tidak diangkut ke TPA Sarimukti, dan TPA Sarimukti sudah overload sehingga pembuangan sampah ke TPA Sarimukti dibatasi, jelasnya.

Kami sepakat seluruh TPS se Kota Bandung dikelola DLHK, adapun Perumda dan stakeholder lainnya fokus kepada tata kelola pasar, seperti kenapa Pasar Induk Gedebage banjir terus dikarenakan tidak ada selokan atau drainase di sekitar kios, yang salah siapa? Ko pengembang pasar membangun tanpa memperhitungkan aliran sungai, jelasnya.

Baca Juga  Sebanyak 545 Siswa Diktukba Polri Laksanakan Latja di Polresta Jayapura Kota

Masih menurut Ketua PWPIG, kami membutuhkan jas hujan, pakaian kerja PHL, sepatu, dan armada pengangkut sampah, armada yang ada terutama R3 sudah pada rusak yang beroperasi saat ini rangkanya sudah diikat tambang dan kawat beton agar tidak patah saat mengangkut sampah.

Kami akan berkolaborasi bersama aktifis lingkungan hidup se kota Bandung dan ormas atau LSM yang peduli akan lingkungan hidup. Hingga saat ini kami berjuang mencari dana untuk menutupi kekurangan walau dengan mengadaikan kendaraan dan berhutang kepada pihak lain, dan ingat sampah tanggung jawab bersama, jika perlu kami siap melakukan aksi di Pemkot Bandung dan Gedung Sate Tutupnya.

Komentar