Ngawi Meriah, Bersih Desa Tulakan Dimeriahkan Pagelaran Wayang Kulit Lakon Wisanggeni Kridha

Budaya233 Dilihat

Kontrolnews.co – Ngawi | Tradisi budaya kembali mewarnai masyarakat Desa Tulakan, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi. Dalam rangka Bersih Desa sekaligus memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, warga Tulakan menggelar pagelaran wayang kulit di Lapangan Pongkok. Sabtu, 22 Agustus 2025.

Pagelaran budaya ini menghadirkan dua dalang kondang asal Solo, yakni Ki Gede Aang Wiyatmoko dan Ki Gede Ariawan, dengan membawakan lakon Wisanggeni Kridha. Acara berlangsung mulai pukul 21.00 WIB hingga dini hari dan disambut antusias ribuan warga.

Rangkaian kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan sambutan Ketua Panitia, Heri, serta sambutan Kepala Desa Tulakan, Drs. Wiyono. Dalam sambutannya, Wiyono menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya tradisi tahunan ini.

Foto: penyerahan tokok wayang oleh camat Sine dan Kepala desa Tulakan, kepada ke Ki dalang

“Alhamdulillah tahun 2025 ini Desa Tulakan kembali bisa melaksanakan Bersih Desa. Besar harapan kami di tahun-tahun berikutnya acara ini dapat lebih meriah, sekaligus menjadi sarana mempererat persaudaraan warga,” ujarnya.

Baca Juga  188 Calon Warga PSHT Ranting Sine, Lakukan Sungkeman Kepada Orang Tuanya 

Wiyono menambahkan, rangkaian peringatan HUT RI ke-80 di Desa Tulakan sebelumnya telah diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari jalan sehat kreasi hingga turnamen bola voli antar dusun. “Malam ini puncaknya kita rayakan dengan pagelaran wayang kulit, sebagai wujud pelestarian budaya dan rasa syukur masyarakat,” tambahnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran Forkopimcam Sine, para kepala desa se-Kecamatan Sine, perangkat Desa Tulakan, RT/RW, BPD, LPMD, tamu undangan, serta masyarakat setempat. Kehadiran mereka semakin menambah khidmat dan semaraknya suasana Bersih Desa Tulakan 2025.

Baca Juga  Sambut Malam Tahun Baru 2024, Warga Dukuh Mlokolegi RT.04 Sragen Adakan Doa Bersama 

Tradisi Bersih Desa sendiri merupakan wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah hasil bumi, kesehatan, dan keselamatan. Melalui gelaran budaya seperti wayang kulit, masyarakat tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga memperkuat kebersamaan antarwarga.